Arsitektur Rumah Adat Bali / Gapura Candi Bentar Lengkap

RUMAH ADAT BALI – sudah dikenal mempunyai keindahan struktur bangunan yang luar biasa. Bahkan sudah diakui oleh banyak kalangan menjadi provinsi yang mempunyai banyak keunikan tersendiri.
Masyarakat Bali juga secara umum sudah dianggap mampu untuk mempertahankan budaya serta adat yang telah diwariskan turun temurun oleh nenek moyang mereka. Walaupun sudah berpuluh-puluh tahun tercemar dengan banyaknya orang asing yang masuk.
Terutama oleh para wisatawan yang datang dan membawa banyak budaya-budaya baru. Salah satu dari bentuk kelestarian budaya asli Bali adalah desain rumah adat yang bisa Anda temukan di sana, dan sangat familiar serta hampir digunakan oleh semua penduduk asli Bali.
Nama rumah adat bali adalah Gapura Candi Bentar, rumah ini juga sudah resmi menjadi rumah adat Bali.

Rumah Adat Bali

Rumah adat bali yang satu ini merupakan cerminan dari adat Bali yang kental dengan nilai-nilai agama Hindu. Beragam keunikan serta ciri khas dari sisi arsitektur atau dari segi filosofis yang telah terkandung di dalamnya membuat rumah adat Bali sangat menarik.
Berikut ini kami akan menjelaskan keunikan serta daya tarik dari rumah adat bali. Atau Rumah Gapura Candi Bentar yang sudah terkenal di kalangan turis dalam dan luar negeri.

A. Struktur Ruangan Gapura Candi Bentar

rumah adat bali
Gapura Candi Bentar adalah nama rumah adat bali. Karena Gapura Candi Bentar ini terdiri dari dua buah bangunan candi yang mempunyai bentuk sangat identik dan juga diletakkan sejajar. Maka bangunan ini menjadi gerbang utama rumah adat suku bali.
Fungsi dari gerbang utama ini untuk masuk ke halaman dalam rumah atau juga pintu gerbang terluar. Biasanya juga dipakai untuk pintu masuk Pura atau juga tempat ibadah orang Hindu di Bali.
Walaupun mempunyai bentuk yang sangat identik dengan posisi sejajar. Gapura ini memiliki letak terpisah satu dengan lainnya, bahkan tanpa penutup di bagian atap.
Meskipun tidak mempunyai atap, tapi gapura ini masih tetap terhubung satu sama lain karena ada pagar besi dan beberapa anak tangga di bagian bawah. Bukan hanya candi, di sekitar gapura juga terdapat berbagai macam patung sebagai simbol dari ciri khas budaya Bali.
Bangunan ini juga mempunyai julukan sebagai gerbang terbelah. Hal ini karena bentuknya seperti melukiskan satu bangunan candi yang sudah dibelah menjadi dua.
Gapura Candi Bentar juga dijadikan nama rumah adat bali karena dari arsitektur gapura atau bangunan pintu masuknya yang memiliki ukiran sedemikian rupa. Sehingga orang yang melihatnya akan seperti candi.
Terdapat suatu bangunan dibagian depan rumah yang biasanya dipakai untuk bersembahyang. Seperti halnya gapura, pada bangunan tempat sembahyang yang memiliki nama Pamerajan sanggah.
Tempat itu juga dipenuhi oleh ukiran serta ornamen-ornamen khas daerah Bali lengkap dengan totem-totem pemujaan. Di tempat itulah sesaji akan diletakan oleh para wanita setiap harinya.
Adanya suatu tempat ibadah dalam bangunan rumah adat Bali adalah bukti nyata bahwa masyarakat Bali kuat dalam memeluk erat falsafahnya. Falsafah inilah yang mengatur kehidupan penduduk Bali mengenai hubungan dengan alam, hubungan antar sesama manusia, dan hubungan dengan Tuhan.
Ketika masuk ke dalam rumah adat ini, Anda akan melihat sejumlah ruangan yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Contohnya seperti:

1. Angkul-angkul

rumah adat bali
Angkul – angkul ini adalah pintu masuk utama dan hanya satu-satunya yang menuju ke bagian dalam rumah adat Bali. Fungsinya sama seperti Gerbang Candi Bentar dalam Pura, yaitu untuk gapura jalan masuk.
Tapi juga tidak sama persis seperti Gapura Candi Bentar. Pada angkul – angkul ini mempunyai atap yang menyatukan kedua sisinya. Atapnya juga menyerupai piramida, bagian ini terbuat dari rumput kering.

2. Aling – aling

Pada bagian pintu masuk atau angkul-angkul ini terdapat suatu tembok yang dinamai aling-aling. Aling – aling ini berupa tembok jenis sekat yang dibangun dari batu setinggi kurang lebih 150 cm.
Aling – aling merupakan pembatas dari angkul – angkul dari pekarangan rumah ataupun tempat suci. Selain itu aling-aling ini juga dipakai untuk pengalih jalan masuk.
Jadi untuk dapat memasuki rumah, Anda harus menyamping ke bagian kiri dan ketika keluar nanti harus lewat sisi kanan dari arah masuk tadi. Hal ini dipakai untuk mengurangi pandangan  dari arah luar yang secara langsung melihat ke dalam.
Sehingga bisa memberikan privasi bagi pemilik rumah dan tentunya sebagai penghalang dari masuknya pengaruh buruk atau jahat. Adanya aling-aling ini juga meningkatkan sifat dari ruang positip yang telah muncul karena suatu dinding pembatas yang sudah mengelilingi rumah atau juga disebut penyengker.
Bagian ruang di dalam penyengker ini merupakan ruang yang  terdapat aktifitas dan kegiatan manusia lainnya. Sedangkan penyengker adalah batas antara ruang positip dengan ruang negatif. Selain tembok, sekarang ini ada banyak yang memakai patung untuk aling-aling.

3. Sanggah atau Pamerajan (Pura Keluarga)

rumah adat bali
Pamerajan atau sanggah adalah tempat suci untuk seluruh orang rumah yang ada di sudut, tepatnya timur laut. Untuk kegiatan seperti sembahyang dan juga berdoa untuk leluhur mereka lakukan di sana.

4. Bale Meten atau Bale Daja

rumah adat bali
Bale Meten atau Bale Daja adalah ruang tidur untuk seorang kepala keluarga atau juga anak gadis. Bale Meten ini disebut juga dengan Bale Daja karena ada di area utara atau kaja.
Bale Meten ini memiliki bentuk persegi panjang, bagian ini terbuat dari dua bale yang ada di bagian kiri dan kanan ruangan. Bale Daja dapat memakai  sesaka atau tiang dari bahan kayu yang memiliki jumlah 8 atau sakutus, dan 12 atau saka roras.
Bebaturan atau dibagian bawah bale juga dibangun lebih tinggi dari tinggi pekarangan serta menjadi bangunan paling tinggi pada rumah adat Bali. Selain berguna untuk estetika, hal ini juga dimaksud untuk menghindari terjadinya suatu resapan air tanah.

5. Bale Tiang Sanga atau Bale Dauh

rumah adat bali
Berpendidikan.web.id
Bale Tiang Sanga atau Bale Dauh sering juga disbeut dengan Bale Loji. Bale ini merupakan tempat untuk menyambut tamu sekaligus untuk tempat tidur anak muda atau anak remaja. Bagian ini terletak pada bagian Barat.
Bale Dauh ini terdiri dari sebuah bale yang berposisi dibagian dalam serta mempunyai berbentuk persegi panjang. Bale Dauh ini juga memakai sesaka atau tiang dari bahan kayu dan sebutannya selalu berbeda, hal ini tergantung dari banyaknya tiang yang dimiliki.
Suatu Bale yang memiliki tiang berjumlah 6 dinamai sakenem, jika tiang bale berjumlah 8 maka disebut sakutus atau astasari. Terakhir jika tiangnya berjumlah 9 dinamai sangasari.
Bangunan Bale Dauh ini menggunakan bebaturan atau dasar dengan posisi lantai yang lebih rendah dari bagian Bale Meten Bale Dangin.

6. Bale Sakepat

rumah adat bali
Ilmupedia.web.id
Bale Sakepat adalah bangunan yang terbuka dan memiliki jumlah tiang empat. Tiang ini digunakan sebagai kamar tidur anak atau paviliun. Selain tempat tidur, tempat ini juga dipakai untuk ruang bersantai keluarga.
Bagian ini terletak di Selatan. Bangunannya yang minimalis dengan ciri khas bentuk segi empat serta atap yang berbentuk limasan atau pelana.

7. Bale Dangin  atau  Bale Gede

rumah adat bali
Blogiseng.web.id
Bale Dangin atau Bale Gede adalah bangunan yang memiliki fungsi untuk tempat upacara adat. Tapi jika sedang tidak dipakai, maka akan dipakai untuk tidur atau tempat beristirahat.
Bangunan ini ada di bagian timur atau di dangin natah umah. Bangunan ini memiliki bentuk persegi panjang atau segi empat, tergantung dari banyaknya jumlah tiang kayu dan bale yang dipakai.
Bale dangin bisa memiliki sesaka atau tiang berjumlah enam atau sakenem, delapan atau sakutus dan juga sembilan atau sangasari. Bahkan ada yang hanya terdiri dari satu bale saja.
Sedangkan untuk bale gede mempunyai 12 sesaka atau tiang serta terdiri dari dua bale di bagian kiri dan juga kanan. Bebaturan di Bale Dangin ini mempunyai lantai yang memiliki ketinggian tertinggi kedua setelah Bale Meten.

8. Paon atau Pawaregan

rumah adat bali
Budayanusantara.web.id
Paon adalah dapur atau tempat yang berfungsi untuk mengolah serta memasak makanan untuk penghuni rumah. Tempat ini terletak pada sisi selatan rumah atau juga barat daya.
Paon ini terbagi dua area. Area pertama dinamai jalikan, yaitu sebuah ruang terbuka yang berfungsi untuk memasak, area ini terdapat pemanggang yang memakai kayu api.
Sedangkan area yang kedua adalah sebuah ruangan yang berfungsi untuk menyimpan makanan dan juga alat-alat dapur.
Masyarakat Bali sering mempercayai jika dapur adalah tempat untuk melenyapkan butha kala atau ilmu hitam yang tertempel di rumah. Jadi ketika ada anggota keluarga yang pulang dari perjalanan, maka akan memasuki dapur sebelum masuk ke bangunan rumah lainnya.

B. Material Bangunan

rumah adat bali
Cintaindonesia.web.id
Biasanya, material yang dipakai untuk membangun suatu rumah Gapura Candi Bentar ini tidak bisa disamakan dengan yang  lain. Hal ini karena pengaruh dari tingkatan ekonomi dan status sosial pemiliknya.
Sedangkan untuk masyarakat biasa, bagian dinding rumah ini umumnya dibangun dengan speci yang dibuat dari bahan tanah liat atau popolan. Sementara sisi golongan bangsawan, mereka biasanya memakai tumpukan bata.
Bahkan atapnya sendiri dapat dibuat dari bahan genting tanah, ijuk, alang-alang, ataupun sejenisnya. Asalkan sesuai dengan kemampuan dan finansial dari pemilik rumah.

C. Nilai-Nilai di Dalam Rumah Adat Bali

rumah adat bali
Adatnusantara.web.id
Selain memiliki fungsi sebagai tempat tinggal dan ikon budaya. Rumah adat bali ini nyatanya juga terkandung beragam unsur filosofis yang melukiskan kearifan lokal budaya dari Masyarakat Bali.
Contohnya dalam pembangunan rumahnya, rumah adat bali dibuat dengan serangkaian proses yang panjang. Mulai dari proses nyikut karang atau mengukur tanah, ritual nasarin atau meletakkan batu pertama, proses pembuatan,
Terakhir ditutup dengan upacara selametan dan tarian adat bali saat rumah adat ini selesai dibangun. Semua ritual itu, sebenarnya dilakukan dengan niat agar rumah yang telah didirikan bisa memberikan manfaat yang baik untuk pemilik rumah.
Ada juga beberapa aturan yang ada di dalam tata letak atau dekorasi dan pengaturan bagian dalam rumah adat Bali ini. Biasanya, sudut timur dan utara rumah dijadikan tempat yang disucikan dan disakralkan.
Sementara sudut selatan dan barat mempunyai tingkay kesucian yang  kurang tinggi. Hal ini selalu membuat orang menemukan tempat beribadah pada sudut utara atau timur, dan untuk kamar mandi, buang air dan penjemuran ada di bagian barat dan selatan.
Itulah sedikit penjelasan yang bisa rumahulin sampaikan kepada pembaca mengenai arsitektur rumah adat Bali atau rumah Gapura Candi Bentar. Nama rumah adat Bali tersebut semoga bisa mengingatkan kita akan kayanya budaya Indonesia.
Semoga dengan penjelasan yang ditambahkan gambar rumah adat bali di atas memudahkan Anda untuk membayangkannya. Semoga Anda juga bisa lebih mengenal rumah adat indonesia lainnya.

Belum ada Komentar untuk "Arsitektur Rumah Adat Bali / Gapura Candi Bentar Lengkap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel