√ RPP Sistem Imun Kurikulum 2013

A.      Kompetensi Inti
KI 1     : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2     : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3     : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadia, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4     : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.       Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.2.       Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.      Mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan yang berkaitan dengan struktur, fungsi, dan bioproses sistem pertahanan tubuh.
2.2.       Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manivestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
1.      Mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem peredaran tubuh.
3.14. Mengaplikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem imun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang dimilikinya melalui program imunisasi sehingga dapat terjaga proses fisiologi di dalam tubuh.
1. Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh.
2. Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
3. Menjelaskan mekanisme fagositosis dalam alat peraga yang disediakan guru.
4.16. Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya.
1. Menyajikan materi yang dijelaskan dalam bentuk bagan.
2. Mempresentasikan hasil diksusi kelompok

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.      Siswa dapat mengubah perilaku untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan yang berkaitan dengan struktur, fungsi, dan bioproses sistem pertahanan tubuh.
2.      Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem peredaran tubuh.
3.      Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh.
4.      Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
5.      Siswa dapat menjelaskan mekanisme fagositosis dalam alat peraga yang disediakan.
6.      Siswa dapat menyajikan materi yang dijelaskan dalam bentuk bagan.
7.      Siswa dapat mempresentasikan hasil diksusi kelompok.
D.      Materi Pembelajaran
1.    Materi Fakta
Pernahkan kalian tergores atau terluka? Ketika tubuh kita terluka, segala bentuk bakteri dan virus memasuki tubuh melalui kulit yang terluka. Contohnya ketika tertusuk kayu, potongan kayu yang memasuki tubuh yaitu sebagai benda asing. Sistem daya tahan tubuh kita merespon dan mengeliminasi pengganggu ini sementara kulit kita membuat penyembuhan sendiri dan menutup lukanya. Kemudian luka menjadi inflamasi atau meradang dan seringkali berisi nanah. Inflamasi dan nanah adalah efek samping dari cara kerja sistem pertahanan tubuh.
2.    Materi Konsep
a.    Pengertian sistem pertahanan tubuh
b.    Fungsi sistem pertahanan tubuh.
c.    Pertahanan tubuh alami.
d.   Respon Umum
3.    Materi Prinsip
I.     Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) adalah sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal, menghancurkan, serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh. Kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal disebut imunitas (kekebalan).
II.  Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1.    Mempertahankan tubuh dari patogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang), misalnya virus dan bakteri.
2.    Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari tumbuhan dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari, dan rambut binatang) serta zat kimia (obat-obatan dan polutan).
3.    Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera, sehingga memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4.    Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.
Namun, sistem imunitas tubuh dapat melakukan respons imunitas yang tidak pada tempatnya, sehingga terjadi alergi atau penyakit autoimun. Penyakit autoimun adalah penyakit yang timbul ketika tubuh membentuk antibodi yang melawan sel miliknya sendiri.
III.              Mekanisme Pertahanan Tubuh Non-Spesifik
Pertahanan nonspesifik merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen normal dalam tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke tubuh. Pertahanan ini disebut nonspesifik karena tidak ditunjukkan untuk melawa antigen tertentu, tetapi dapat memberikan respons langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh. Jumlah komponennya dapat meningkat oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih akan meningkat jika terjadi infeksi.
Pertahanan nonspesifik meliputi pertahanan fisik, kimia dan mekanis terhadap agen infeksi; fagositosis; inflamasi; serta zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh.
1.    Pertahanan Fisik, Kimia dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
a.       Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen. Sebaliknya, kulit yang rusak atau hilang (misalnya akibat luka bakar), akan meningkatkan resiko infeksi. Luka kecil jarang menyebabkan infeksi yang parah, karena luka kecil dapat diatasi oleh respons imunitas kulit.
b.      Membran mukosa, yang melapisi permukaan bagian tubuh, menyeksresikan mukus sehingga dapat memerangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel epitel. Contohnya partikel yang besar dalam saluran pernapasan akan dikeluarkan saat bersin atau batuk. Partikel kecil dan mikroorganisme yang mungkin lolos dari pertahanan mucus akan ditangkap oleh silia sel epitel untuk dikeluarkan atau ditelan bersama mucus ke dalam saluran pencernaan.
c.       Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba. Zat kimia tersebut membentuk lingkungan yang buruk bagi beberapa mikroorganisme. Contohnya, lisozim yang terkandung dalam keringat, ludah, airmata, dan air susu ibu (ASI), dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri Lactooksidase dan asam Neuraminat dalam ASI dapat menghancurkan bakteri Escherichia coli danStaphylococcus sp. Zat antimikroba lainnya HCl dalam lambung, enzim proteolitik, empedu dalam usus halus, serta keasaman cairan vagina.
d.      Pembilasan oleh air mata, salifa, dan urine berperan juga dalam perlindungan terhadap infeksi.
2.    Fagositosis
Fagositosis merupakan garis pertahanan kedua bagi tubuh terhadap agen infeksi. Fagositosis meliputi proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke tubu. Proses ini dilakukan oleh neutrofil dan makrofag (derifat monosit). Neutrofil dan makrofag bergerak keseluruh jaringan secara kemotaksis, yang dipengaruhi oleh zat kimia. Zat kimia tersebut diproduksi oleh mikroorganisme, leukosit lain, atau komponen sel darah lainnya. Makrofag dapat dibedakan beberapa jenis sebagai berikut.
a.       Makrofag jaringan ikat (histiosit) merupakan makrofag yang menetap atau berkeliaran.
b.      Makrofag dan prekursornya (monosit) yang berdifusi untuk membentuk sel raksasa asing (sel multinukleus) sebagai pertahanan diantara massa benda asing yang besar dan jaringan tubuh. Contohnya pada penderita tuberculosis.
c.       Sistem fagosit mononukleus (sistem retikuloenotelial) yang merupakan kombinasi antara monosit fagositik, makrofag bergerak, dan makrofag jaringan tetap. Makrofag jaringan tetap, contohnya makrofag alveolus pada paru-paru, sel kupffer dalam hati, sel Langerhans pada epidermis, mikroglia pada sistem saraf pusat, sel mesangial pada ginjal, dan sel reticular dalam limpa, nodus limpa, timus serta sumsum tulang.
3.    Inflamasi (peradangan)
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera. Penyebabnya antara lain terbakar, toksin, produk bakteri, gigitan serangga, atau pukulan keras. Inflamasi dapat bersifat akut (jangka pendek) atau kronik (berlangsung lama) tanda-tanda lokal respons inflamasi, yaitu kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, atau kehilangan fungsi. Efek inflamasi menyebabkan demam (suhu tubuh tinggi abnormal) hingga infeksi teratasi, dan leukositosis (peningkatan jumlah leukosit dalam darah) karena produksi leukosit dalam sumsum tulang meningkat.
Tujuan akhir dari inflamasi adalah membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi/rusak untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris (sel-sel yang rusak atau mati), serta mempersiapkan proses penyembuhan dan pembaikan jaringan.
Rangkaian peristiwa inflamasi, sebagai berikut:
a.       Sel yang cedera atau rusak memproduksi faktor kimiawi, misalnya histamin (berasal dari sel mast), serotonin (dari trombosit), derivat asam arakidonat (prostaglandin, leukotrin, tromboksan), dan kinin (protein plasma yang teraktivasi).
b.      Faktor kimiawi tersebut menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), meningkatnya aliran dan volume darah, serta meningkatnya permeabilitas kapiler yang menyebabkan cairan keluar dari pembuluh sehingga terjadi pendarahan dan adema (peningkatan cairan ekstraseluler). Akibatnya jaringan menjadi tampak kemerahan (aritema), nyeri berdenyut, bengkak dan panas.
c.       Pembatasan area cedera terjadi akibat terlepasnya fibrinogen dari plasma ke jaringan. Selanjutnya, fibrinogen berubah menjadi fibrin membentuk bekuan yang mengisolasi area kerusakan dari jaringan yang utuh.
d.      Kemotaksis fagosit (neutrofil dan monosit) ke area cedera. Prosesnya terjadi dalam dua tahap, yaitu marginasi (fagosit melekat ke dinding endotelium kapiler yang rusak) dan diapedesis (migrasi fagosit melalui dinding kapiler menuju ke area yang rusak). Neutrofil lebih awal tiba di area yang rusak, kemudian disusul oleh monosit yang akan berubah menjadi makrofag.
e.       Fagositosis terhadap agen infeksi pada area cedera. Neutrofil dan makrofag akan terurai oleh enzim dan mati setelah menelan banyak mikroorganisme. Sel darah putih, sel jaringan yang mati, dan berbagai cairan tubuh, membentuk nanah (pus). Nanah bergerak kepermukaan tubuh atau rongga internal untuk dihancurkan dan diabsorpsi tubuh.
f.       Jika respons inflamasi tidak dapat mengatasi cedera atau infeksi, maka akan terbentuk abses (kantung nanah) yang dikelilingi oleh jaringan yang terinflamasi. Abses harus dikeluarkan dari tubuh, karena sulit terurai.
g.      Tahap pemulihan yaitu regenerasi jaringan atau pembentukan jaringan perut untuk menggantikan jaringan yang rusak melalui pembelahan mitosis dan proliferasi sel-sel yang sehat di sekitar jaringan yang rusak.
4.                                        Materi Prosedur
Mengamati penyampaian materi dari guru, mengemukakan pendapat dari pengertian dan fungsi sistem pertahanan tubuh, mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.
E.       Strategi Pembelajaran
Pendekatan          : Saintifik
Metode                 : Diskusi, presentasi dan tanya jawab
Model                   : Scientific Learning, Card sort

F.       Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1.    Guru mengucapkan salam.
2.    Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
3.    Guru mengabsen siswa satu persatu.
4.    Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya.
5.    Apersepsi: Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
-       Masih ingatkan kalian apa itu jaringan?
-       Manusia memiliki berapa jenis jaringan pada tubuhnya?
-       Termasuk ke dalam apakah sel darah putih itu?
6.    Memotivasi: Guru menyampaikan pertanyaan dan pernyataan.
-       Adakah yang pernah kulitnya terluka atau digigit serangga?
-       Pada pertemuan kali ini, kita akan mempelajari tentang sistem pertahanan tubuh. Pertemuan kali ini diharapkan dapat memotivasi kalian agar selalu ingat betapa pentingnya kesehatan untuk kita.
7.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dengan pernyataan “Pada pertemuan kali ini, kita akan belajar mengenai sistem pertahanan tubuh yang meliputi pengertian, fungsi dan mekanisme”.
5 Menit
Inti
1.    Guru menyampaikan materi tentang sistem imunitas dengan menggunakan model pembelajaran ­Card sort.
-   Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi sistem imunitas.
-   Seluruh kartu dikocok.
-   Guru membagikan kartu kepada setiap siswa (masing-masing satu)
-   Masing-masing kelompok menempelkan hasil diskusinya secara urut.
-   Guru melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
2.    Dalam berlangsungnya kegiatan pembelajaran, guru menggunakan pendekatan saintifik.
Mengamati
-      Siswa mengamati alat peraga dalam bentuk skema yang disediakan guru.
-      Siswa menyimak dan mengamati penjelasan guru tentang sistem imunitas.
Menanya
-          Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan dari alat peraga dalam bentuk skema yang disediakan oleh guru.
-          Siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari alat peraga tersebut lembar diskusi kelompok.
Mengumpulkan Data
-          Siswa menyimak dan mencatat penjelasan dari guru tentang sistem imunitas khususnya proses fagositosis.
Mengasosiasikan
-          Siswa mengisi lembar diskusi kelompok dengan data yang diperoleh.
-          Siswa mendiskusikan hasil data yang telah dilakukan dengan kelompoknya.
Mengkomunikasikan
-          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
25 Menit
Penutup
1.      Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
2.      Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
3.      Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
4.      Guru memberikan tugas dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas yang ada di lembar kerja siswa.
5.      Guru memberikan materi selanjutnya yaitu tentang “Sistem pertahanan tubuh spesifik, faktor yang mempengaruhi dan gangguan sistem pertahanan tubuh”.
10 Menit

G.      Media dan Sumber Pembelajaran
1.      Media                         : Lembar kerja siswa dan alat peraga dalam bentuk skema.
2.      Alat dan Bahan          : Papan tulis dan spidol.
3.    Sumber Belajar           : Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013.Surakarta: Erlangga.

H.      Penilaian
  1. Jenis / Teknik Penilaian
No.
Aspek
Teknik
Bentuk Instrumen
1.
Pengetahuan
Tes tertulis
Soal
2.
Sikap
Kegiatan Individu
Lembar Observasi
3.
Keterampilan
Lembar pengamatan siswa
Lembar Observasi

a.       Penilaian Pengetahuan           : Terlampir (Lampiran 1)
b.      Penilaian Sikap                      : Terlampir (Lampiran 2)
c.       Penialian Keterampilan          : Terlampir (Lampiran 3)

Indramayu,    Juni 2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah,                                                                                  Guru Mata Pelajaran Biologi,



AMRULLAH, S.Pd.,                                                                           NUR ISTIQOMAH

Belum ada Komentar untuk "√ RPP Sistem Imun Kurikulum 2013"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel